TANJUNGUBAN | diarykepri.com – Ulama besar dan cendekiawan muslim yang hidup pada masa awal kekhalifahan Umayyah, al-Hasan al-Basri, al-tabi’i al-jalil mengatakan “Belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu. Belajar sesudah dewasa bagai melukis di atas air”.
Sepenggal kalimat pertama dari peribahasa ini punya makna yang memotivasi orang tua agar mendidik anak sejak usia dini karena pengaruhnya akan terlihat jelas dikemudian hari.
Peribahasa itu setidaknya diamalkan oleh Muhammad Farhan Nurizzat (10), seorang murid kelas 4 Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Bahtera Insani Tanjung Uban saat ditemui di Masjid Al Mustaqim, Kampung Bugis, Tanjunguban, Sabtu (13/07/2024) pagi.
Kecintaan Farhan, demikian panggilannya sehari-hari terhadap akhirat seakan-akan melebihi kecintaannya kepada dunia. Sehingga dia selalu hadir ditengah-tengah majelis dakwah mulai dari shalat subuh, zuhur, ashar, maghrib hingga isya.
Warga Kampung Bugis, Kelurahan Tanjunguban Utara, Kecamatan Bintan Utara, Kabupaten Bintan ini mengaku merasa sangat nyaman ketika berada di tengah-tengah fadillah amal. Apalagi kalau para ustad dan kyai membahas tentang sejarah Rasulullah SAW dan kisah para sahabat dan nabi. Maka dia akan duduk paling depan untuk mendengarkan secara khusuk.
Anak dari Jakfar dan Sumini ini mengaku tidak pernah dipaksakan oleh kedua orangtuanya untuk menyukai kegiatan majelis dakwah. Kecintaannya kepada Rasulullah muncul dari dalam hati dan tulus dengan hanya mengharapkan ridho dari Allah SWT.
Anak ketiga ini tidak pernah merasa ujub (pamer) terhadap apa yang telah dia lakukan selama ini. Yang terlintas dalam fikiran dan sanubarinya adalah terus berbuat baik dan mencoba sekuat daya dan upaya untuk melaksanakan perintah Allah dan ajaran Rasulullah SAW.
Sementara itu Zulkifli, seorang jama’ah Masjid Al Mustaqim, Tanjunguban mengatakan, kondisi umat Islam pada masa kini dan mendatang akan sangat ditentukan oleh kualitas pembinaan generasi muda Islam saat ini.
Menurut Zulkifli, generasi muda merupakan pilar utama dan ujung tombak dari kebangkitan umat di belahan dunia manapun. Sejarah Islam telah membuktikan bahwa pendukung dan penyokong awal penyampaian risalah Islam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah para pemuda,
Situasi seperti ini tentu dipahami sepenuhnya oleh orang-orang yang memiliki kepentingan dalam jangka panjang untuk menguasai suatu bangsa dan negara, sehingga mereka sering menggunakan strategi dan metode untuk menghancurkan generasi muda dari suatu bangsa yang ingin mereka kuasai.
Ujian dan cobaan seperti ini telah dirasakan oleh generasi muda Islam hampir terjadi di berbagai belahan dunia. Iming-iming yang berbau hedonis dan serba permisif telah disuguhkan kepada generasi muda kita sehingga dapat membuat lupa bahwa mereka menjadi harapan umat dan harapan bangsa.
Sebagai contoh, merebaknya peredaran narkotika, pornografi, dan berita hoaks (saling fitnah dan mengadu domba antar umat) dalam lingkungan masyarakat kita adalah merupakan indikasi yang sangat besar mengenai strategi dan program penghancuran generasi muda kita.
“Semoga ada banyak lagi Farhan-Farhan yang lain yang ambil bagian dalam menegakkan syiar agama Islam di daerah kita ini,” pungkas Zulkifli.(muslimchaniago)