BINTAN (DK) – Masyarakat di Provinsi Kepulauan Riau pasti tidak ada yang tidak mengenal yang namanya Nasi Dagang. Konon dinamakan Nasi Dagang karena dahulu kala banyak pedagang yang membawa bekal nasi yang disiram dengan kuah kari dan acar di atasnya, lalu dibungkus daun pisang saat berdagang ke berbagai tempat.
Makanan tradisional Nasi Dagang memiliki bentuk yang unik dan bau yang mampu mengugah selera bagi yang mencicipinya. Bau unik tersebut berasal dari aroma halba atau kelabat.
Untuk membuat makanan nasi dagang ini tergolong gampang dan mudah karena bumbu dan bahannya sangat mudah ditemui disekitar lingkungan dan biasanya selalu tersedia di dapur setiap keluarga sehingga memudahkan memasaknya.
Sebagai makanan untuk sarapan pagi maka porsi yang diberikan untuk satu bungkusnya juga disesuaikan. Bagi sebagian orang kapasitas dalam bungkusan nasi dagang tersebut tergolong sedikit. Tapi begitulah uniknya nasi dagang memiliki bungkusan yang dibuat sedemikian rupa.
Jika ingin memasak Nasi Dagang tersebut terlebih dahulu disipakan bahan-bahan dan bumbu. Adapun bahan untuk memasak nasi daging adalah sebagai berikut:
– 1 kg beras
– 1 biji kelapa
– 2 gelas santan
– 2 sendok makan Halba/Kelabat
– 7 ulas bawang merah
– 5 ulas bawang putih
– 1 tuas halia
– Garam dan penyedap rasa
– Air secukupnya
– Daun pisang
Cara mengolahnya :
- Pertama-tama rendam beras yang akan dimasak tersebut ke dalam air selama lebih kurang 20 menit.
- Kemudian airnya ditiriskan dan disisihkan,
- Halba/Kelabat direndam dalam air,
- Beras yang telah dibersihkan tersebut dikukus ke dalam tempat yang telah disediakan, kemudian siram dengan air panas, kemudian siram kembali dengan air panas yang mendidih sampai setengah masak kemudian setelah itu, nasi diangkat dan diaduk dengan santan dan ditambah dengan bawang merah, bawang putih, halia dan alba, garam serta penyedap rasa secukupnya.
- Kemudian setelah itu makanan tersebut di kukus hingga masak.
- Sebagai lauknya dapat menyertakan sambal bilis atau sambal tamban masak asam atau sebagainya. Lauk tersebut untuk menambah cita rasa dan selera bagi yang menyantapnya.
Untuk memberikan tampilan yang unik serta menarik kemudian daun pisang yang telah tersedia dijadikan pembungkus dengan membentuk ukuran kira-kira sekepal tangan orang dewasa kemudian di balut dan diikat dengan potongan kecil lidi.
Setelah itu makanan tersebut siap untuk dihidangkan atau dijual.
Makanan nasi dagang ini tergolong makanan ringan walaupun berbahan dasar beras namun biasanya disantap pada pagi hari sebagai sarapan atau sebagai selingan menjelang makan siang.
Makanan nasi dagang ini selalu tersedia di warung-warung sehingga sangat mudah ditemui karena makanan ini tergolong sangat disukai disantap saat pagi hari sebagai sarapan bagi masyarkat sekitar dan bagi pendatang yang berkunjung ke daerah tersebut.
Harga satu bungkus Nasi Dagang sangat bervariasi antara Rp 2000 hingga Rp. 3000 jadi dengan harga seperti itu dianggap sangat terjangkau bagi seluruh kalangan untuk membeli makanan tersebut sebagai santapan sarapan pagi.
Makanan nasi dagang, sebagaimana makanan tradisional lainnya memiliki arti dan makna tidak saja bagi kekayaan makanan tradisional. Tetapi bagi khasanah budaya nusantara dibidang kuliner yang menjadi salah satu andalan dalam mengangkat keberadaan budaya daerah melalui keberadaan kulinernya.
Sehingga diharapkan dapat mendukung sektor pariwisata dan sektor lainnya dalam rangka memberikan kesempatan peluang usaha yang sebesar-bersarnya hingga akhirnya dapat mensejahterakan kehidupan masyarakat.
Untuk itu keberadaan kuliner harus dapat di angkat sedemikian rupa sehingga memberikan daya tarik daerah ini untuk dapat dikunjungi oleh para wisatawan baik lokal maupun mancanegara.(ai)